MAKALAH MORFOLOGI TUMBUHAN ORGAN VEGETATIF PADA TUMBUHAN
MAKALAH
MORFOLOGI TUMBUHAN
ORGAN
VEGETATIF PADA TUMBUHAN
Dosen
: Erda Muhartati
Disusun
Oleh :
Kelompok
II
Ardian
Majid (150384205067)
Merry
Maharani (150384205044)
Selly
Soraya (150384205022)
Yuli
Hartini (150384205067)
UNIVERSITAS
MARITIM RAJA ALI HAJI
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN
PENDIDIKAN BIOLOGI
TAHUN
2016/2017
BABII
Pembahasan
Pada
umumnya anatomi tumbuhan dibedakan atas beberapa hal, antara lain: struktur biji
(jumlah kotiledon), struktur bunga, distribusi berkas pembuluh pada batang, dan
struktur akar. Angiospermae merupakan tumbuhan berpembuluh berbiji tertutup.
Organ vegetatif tumbuhan ini terdiri dari akar, batang, dan daun. Akar, batang
dan daun terdiri dari 3 sistem jaringan yang sama, yaitu: sistem jaringan
penutup, sistem jaringan pembuluh dan sistem jaringan dasar. Sistem jaringan
penutup terdapat pada bagian terluar tubuh tumbuh-tumbuhan. Pada tubuh tumbuhan
primer, sistem jaringan ini terdiri dari jaringan epidermis, sedangkan pada
tubuh tumbuhan sekunder, epidermis digantikan oleh jaringan periderm. Sistem
jaringan pembuluh terdiri dari xilem dan floem. Xilem berfungsi mengangkut air
dan larutan garam dari akar ke daun melalui batang, sedangkan floem berfungsi
mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke bagian organ lainnya. Sistem
jaringan pembuluh terdapat diantara sistem jaringan dasar, yang sebagian besar
terdiri dari jaringan parenkim. Perbedaan pokok antara ketiga organ tersebut
terdapat pada distribusi relatif sistem jaringan pembuluh dan sistem jaringan
dasar .
·
Pengertian
Pertumbuhan Vegetatif
Pertumbuhan secara vegetative adalah
Pertumbuhan makhluk hidup tanpamelalui prose perkawinan. Pertumbuhan ini
ditandai dengan tidak adanya proses pebuahan, dalam artian bahwa
pertumbuhannya hanya melibatkan satu induk saja.
Pertumbuhan
secara vegetative menghasilkan individu yang memiliki sifat-sifat samasepert
induknya.Pertumbuhan vegetative pada tumbuhan dibagi menjadi dua yaitu
vegetativealami dan vegetative buatan.
a. Vegetative alami adalah
perkembangbiakan makhluk hidup tanpa bantuan manusiadalam artian terjadi secara
alami, contohya sporal, umbi akar, geragih, membelahdiri, umbi batang, umbi lapis,
tunas, tunas aventif.
b. Vegetative buatan adalah perkembangbiakan yang
terjadi ditandai dengan adanyacampur tangan manusia dalam proses
perkembangbiakannya. Vegetative buatanmemiliki beberap keunggulan diantaranya
tanaman baru yang dihasilkan lebihcepat berbuah atau memberikan hasil atau
sifatnya sama atau bahkan lebih bagusdari tanaman induknya. Contohya cangkok,
stek, okulasi, enten atau kopulasi,merunduk (Balqis, 2010)
·
Bagian-Bagian Organ Vegetatif
Bagian vegetatif dapat dibagi dalam
2 (dua) bagian:
1. Yang berada di atas tanah (batang
pokok, dahan, ranting, daun) berada di dalam lingkungan
yang penuh dengan udara dan lembap, serta sinar matahari dan suhuudara yang
tidak konstan
2. Bagian yang berada di dalam tanah,
perakaran yang tumbuhnya ke bawah atau kedalam tanah dan menghindari
matahari.Bagian ini terdiri dari:
-Akar tunggang atau akar pokok yang
tumbuhnya lurus ke bawah
- Akar lateral, tumbuhnya mendatar, dan
keluar dari dekat leher akar
Organ vegetatif yaitu akar, batang,
daun. Organ generatif yaitu bunga,buah, biji
A. AkarBerdasarkan asalnya, akar dibedakan menjadi dua macam, yaitu akar primer (akar normal) dan akar liar. Akar primer tumbuh sejak embrio hingga tumbuhan mati, berfungsi menegakan tumbuhan serta menyerap garam-garam mineral. Akar liar muncul dari batang, daun dan jaringan lainnya, dapat bersifat permanen atau temporer serta dapat tumbuh mencapai tanah atau tidak menyentuh tanah.
Secara umum akar terdiri atas tudung akar, epidermis, korteks, endodermis dan stele.
1. Tudung akar
Tudung akar terdapat pada ujung akar, berfungsi melindungi promeristem dan membantu penetrasi akar yang tumbuh kedalam tanah. Tudung akar tersusun dari sel-sel parenkim yang hidup terkadang mengandung pati.
2. Epidermis
Epidermis akardisebut juga epiblem atau lapisan pilifer. Epidermis terdiri dari sel-sel yang berdinding tipis dan tidak mengandung kutikula. Sel-sel epidermis di daerah ujung akan berkembang menjadi rambut-rambut akar.
3. Korteks
Korteks tersusun dari sel-sel parenkim yang kadang kala mengandung karbohidrat atau kristal. Dinding sel pada lapisan terluar korteks mengalami penebalan oleh zat suberin dan berdiferensiasi menjadi eksodermis. Sementara lapisan terdalam berdiferensiasi menjadi endodermis.
4. Endodermis
Endodermis akar terdiri atas satu lapis sel yang struktur dan fungsinya berbeda dengan sel-sel disekitarnya. Dinding sel endodermis akar dapat mengalami penebalan berbentuk titik-titik caspary oleh zat suberin.
5. Stele (sillinder pusat)
Stele akar merupakan bagian tengah dari akar yang terletak disebelah dalam endodermis. Stele terdiri atas perisikel, berkas pembuluh dan parenkim.
Struktur akar dikotil dan monokotil memiliki perbedaan yaitu pada kar tubuhan dikotil tidak memiliki parenkim sentral tetapi terdapat kambium diantara xilem dan floem (tipe kolateral terbuka), sedangkan pada tumbuhan monokotil memilii parenkim sentral tetapi tidak ditemukan kambium (tipe kolateral tertutup).
Parenkim sentral pada tumbuhan monokotil akan berkembang dengan baik, bahkan dapat berkembang menjadi sklerenkim.
B. Batang
Batang merupakan bagian tumbuhan yang terletak di atas permukaan tanah, yang berfungsi menopang daun, bunga dan buah. Bagian batang tempat munculnya daun disebut buku. Bagian antara dua disebut ruas
Secara umum batang dan akar memiliki struktur yang relatif sama, keduanya memiliki stele dengan xilem dan floem , perisikel endodermis, korteks dan epidermis . Perbedaannya terletak pada struktur berkas pengangkutannya yaitu berkas xilem dan floem pada akar terletak dalam radius yang berbeda atau terpisah, sedangkan pada batang terletak dalam radius yang sama dan bersebelahan .
Batang memiliki tiga bagian pokok, yaitu epidermis, dan korteks dan modifikasi stele (silinder pusat).
1. Epidermis
Epidermis batang terdiri atas satu lapis sel-sel yang tersusun rapat tanpa ruang antarsel. Dinding sel bagian luar mengalami penebalan dari zat kutin.
Epidermis batang memiliki berbagai macam modifikasi, yaitu stomata,trikoma, sel silika dan sel gabus. Stomata akan berkembang menjadi lentisel yang berfungsi untuk pertukaran gas dan penguapan.
2. Korteks
Korteks tersusun dari parenkim, kolenkim, sklerenkim yang berupa serabut dan sklereid serta idioblas (sel-sel yang bentuk dan fungsinya berbeda dengan sel-sel di sekitarnya). Beberapa jenis tumbuhan memiliki parenkim korteks yang mengandung klorofil yang disebut klorenkim, sehingga mampu berfotosintesis.
3. Stele (Silinder Pusat)
Stele terletak di sebelah dalam endodermis stele terdiri atas perisikel, parenkim, berkas pengangkut dan empulur. Empulur erupakan bagian batang pada tumbuhan berpembuluh, yang memiliki karakteristik parenkim. Empulur juga terdapat disekitar berkas pengangkut berbentuk jari-jari sehingga disebut jari-jari empulur. Empulur biasanya berupa jaringan lunak agak kering, terkadang memiliki rongga berukuran kecil.
C. Daun
Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang berperan sebagai pabrik pengolah makanan. Daun dapat dibedakan menjadi dua tipe yaitu daun dorsiventral memiliki jaringan tiang hanya pada sisi atas daun. Daun tipe isobelateral memiliki struktur yang seragam antara permukaan atas dan bawahnya. Daun isobilateral tumbuh vertikal sehingga kedua permukaan daun dapat menerima intensitas cahaya matahari yang sama . Daun jenis ini terdapat pada hampir semua daun tumbuhan monokotil dan beberapa jenis dikotil. Secara umum daun tersusun dari jaringan pelindung , jaringan dasar, jaringan pengangkut, jaringan penguat dan jaringan sekretori.
1. Epidermis
Epidermis daun terdapat di permukaan atas dan bawah, biasanya terdiri atas selapis sel, tetapi ada pula yang terdiri dari beberapa lapis sel (epidermis ganda) misalnya pada daun Ficus sp., Nerium sp dan Piper sp.
Sel epidermis tidak mengandung klorofil kecuali pada sel penutup stomata dan sel epidermis daun tumbuhan yang berada didalam air.
2. Mesofil
Mesofil terdapat di antara epidermis atas dan epidermis bawah. Pada tumbuhan dikotil mesofil berdiferensiasi menjadi jaringan tiang dan jaringan bunga karang. Jaringan palisade tersusun dari selapis atau lebih sel-sel berbentuk silindris tersusun rapat dan banyak mengandung klorofil sehingga sangat efisien untuk fotosintesis.
92. Jaringan Pengangkut
Jaringan pengangkut pada daun berupa tulang daun . Tulang daun pada tumbuhan dikotil terdiri atas satu tulang utama yang berbentuk cabang-cabang seperti jala. Sel-sel yang mengelilingi berkas pengangkut mengandung lebih sedikit klorofil ,berukuran lebih besar dan lebih tebal daripada mesofil di sekitarnya. Sel-sel tersebut disebut seludang berkas pengangkut.
93. Jaringan Penguat
Jaringan penguat daun berupa kolenkim dan sklerenkim . Kolenkim terdapat di dekat tulang daun yang besar dibagian sisi dalam lapisan epidermis dan tepi daun tumbuhan dikotil. Serat sklerenkim banyak ditemukan pada tumbuhan monokotil. Epidermis yang sel-selnya rapat dan memiliki lapisan kutikula juga merupakan jaringan penguat daun.
D. Bunga
Bunga merupakan alat reproduksi seksual pada tumbuhan . Bunga sempurna adalah bunga yang memiliki putik dan benang sari (alat reproduksi). Bunga lengkap adalah bunga yang memiliki alat reproduksi dan perhiasan bunga seperti kelopak dan mahkota.
1. Daun kelopak dan Daun mahkota
Secara anatomi daun kelopak dan daun mahkota mempunyai struktur yang sama, yaitu memiliki epidermis atas dan bawah, parenkim dasar, berkas pembuluh, dan sel-sel idioblas.
Daun mahkota memiliki warna bemacam-macam karena adanya kromoplas dan pigmen tambahan pada cairan sel. Daun mahkota yang masih muda mengandung zat tepung. Sel epidermis mahkota bunga berbentuk tonjolan (papila) yang dilapisi kutikula dan mengandung minyak volatil.
2. Benang Sari
Benang sari terdiri atas tangkai sari dan kepala sari (antera). Benang sari memiliki empat ruangan berisi serbuk sari. Ruang serbuk sari disebut mikrosporangium karena menghasilkan mikrospora. Mikrospora akan tumbuh menjadi buluh dan menghasilkan gamet jantan (sel sperma).
3. Putik (Pstilum)
Putik biasanya mengalami diferensiasi menjadi tiga bagian yaitu bagian basal yang menggelembung (ovarium) bagian memanjang (tangkai putik) dan bagian ujung putik (stigma). Di dalam ovarium terdapat satu atu lebih bakal biji. Pada ovul terdapat kandung lembaga yang menghasilkan gamet betina.
E. Buah
Buah merupakan perkembangan lebih lnjut dari bakal buah. Berdasarkan sifat dinding buah . Buah dapat dibedakan menjadi tiga macam : buah kering pecah misalnya kedelai, buah kering tidak pecah misalnya padi dan jagung dan buah berdaging misalnya buah persik, buah jeruk, mentimun.
Pada buah berdaging perikarpium berdiferensiasi menjadi eksokarpium dan epikarpium, mesokarpium (lpisan tengah yang tebal) dan endokarpium (lapisan dalam berupa selaput yang mengandung sel batu). Pada buah kelapa , endokarpium tidak berupa selaput tetapi berupa lapisan yang tebal dan keras.
Pada buah kering, eksokarpium memiliki karakteristik seperti sklerenkim. Perubahan warna kulit buah selama pemasakan buah disebabkan adanya transformasi kloroplas menjadi kromoplas.Kromoplas berkembang didalam masa gelatin dan perikarpium.
F. Biji
Biji merupakan perkembangan lebih lanjut dari bakal biji . Kulit biji merupakan diferensiasi dari integumen yang berfungsi melindungi embrio dab endosperma yang berada didalamnya. Struktur kulit biji bervariasi biasanya terdiri atas jaringan epidermis makrosklereid dan osteosklereid sel-sel parenkim , sel kristal serta sel berpigmen. Berdasarkan ada tidaknya endosperma biji dapat dibedakan menjadi dua tipe yaitu endosperma dan nonendosperma. Biji tipe endosperma misalnya terdapat pada Zea mays (Jagung) Ricinus communis (jarak). Biji tipe nonendosperma misalnya terdapat pada Piper nigrum (merica) dan Cucurbita sp (labu kuning).
ΓΌ Pengertian Embrio Tumbuhan
Embrio Tumbuhan adalah suatu tanaman baru yang terjadi
dari bersatunya gamet-gamet jantan dan betina pada suatu proses pembuahan.
Embrio yang berkembangnya sempurna terdiri dari struktur-struktur sebagai
berikut : epikotil (calon pucuk), hipokotil (calon batang), kotiledon (calon
daun) dan radikula (calon akar). Tanaman di dalam kelas Angiospermae
diklasifikasikan oleh banyaknya jumlah kotiledon. Tanaman monokotiledon
mempunyai satu kotiledon misalnya : rerumputan dan bawang. Tanaman dikotiledon
mempunyai dua kotiledon misalnya kacang-kacangan sedangakan pada kelas
Gymnospermae pada umumnya mempunyai lebih dari 2 kotiledon misalnya pinus, yang
mempunyai sampai sebanyak 15 kotiledon. Pada rerumputan (grasses) kotiledon
yang seperti ini disebut scutellum, kuncup embrioniknya disebut plumulle yang
ditutupi oleh upih pelindung yang disebut koleoptil, sedangkan pada bagian
bawah terdapat akar embrionik yang disebut ridicule yang ditutupi oleh upih
pelindung yang disebut coleorhiza.
Sedangkan Perkecambahan merupakan
tahap awal perkembangan suatu tumbuhan, khususnya tanaman berbiji. Tahap
perkembangan ini disebut perkecambahan. Perkecambahan biji monokotil dan
dikotil memiliki perbedaan. Baik dari segi struktur maupun
pertumbuhannya.
Pertumbuhan dan perkembangan pada pertumbuhan biji
dimulai dengan perkecambahan. Perkecambahan adalah munculnya plantula
(tanaman kecil dari biji). Embrio yang merupakan calon individu baru terdapat
di dalam biji. Jika suatu biji tanaman ditempatkan pada lingkungan yang menunjang
dan memadai, biji tersebut akan berkecambah.
·
Struktur dan Perkembangan Embrio Monokotil Dan Dikotil
1. Struktur Embrio monokotil dan dikotil
Pada tumbuhan,
istilah embrio hanya dipakai untuk tumbuhan kecil yang terbentuk dalam biji
yang berada dalam keadaan dormansi,
menunggu kondisi lingkungan yang tepat untuk berkecambah. Struktur umum tumbuhan berbiji
dimulai dari biji. Biji berisi embrio yang dilindungi oleh kulit biji, dibekali
dengan sumber makanan cadangan yang disimpan dalam keping biji (kotiledon) atau
jaringan khusus (endosperm). Embrio mengandung sumbu halus/pendek dengan dua
kutub yaitu titik tumbuh akar dan titik tumbuh tunas. Pada sumbu tersebut ke
arah lateral terbentuk kotiledon atau daun lembaga.
Pada
kondisi yang sesuai biji berkecambah dan tanaman muda (seedling) akan muncul.
Tanaman muda yang tumbuh menampakkan akar yang biasanya di dalam tanah, serta
pucuk yang menampakkan batang dan daun biasanya di atas tanah. Pertumbuhan
pucuk dan akar melalui pembentukan sel-sel baru oleh jaringan meristem dari
titik tumbuh dan diikuti oleh pertumbuhan serta diferensiasi sel-sel. Meristem
tersebut membentuk bakal daun, dan di ujung sumbu batang bakal daun bersama
meristem apeks membentuk tunas terminal

Pada
ketiak daun dibentuk tunas ketiak. Pada akar primer dibentuk akar lateral. Bila
tanaman menjadi dewasa, dibentuk bunga kemudian terjadi penyerbukan dan
pembuahan. Buah yang berisi biji akan berkembang dan melangkapi daur hidup.
2.
Perbedaan antara embrio dikotil dan embrio monokotil adalah sebagai berikut:
a.
Embrio Dikotil
· > Kotiledon
berbentuk seperti daun
·
> Di bagian bawah kotiledon terdapat sumbu mirip batang, yaitu
Hipokotil
·
> Di ujung atas hipokotil terdapat calon tunas pucuk, sedang di ujung
bawah hipokotil terdapat calon akar
· >Terdapat
Prokambium yang merupakan meristem primer, nantinya akan menjalani diferensiasi
membentuk jaringan pembuluh primer
b.
Embrio Monokotil
· >Terdapat
tonjolan jaringan pembuluh, yaitu epiblas
· >Ujung
pucuk terbungkus dalam daun berbentuk pipih yang berfungsi analog dengan tudung
akar yang disebut koleoptil
· >Terdapat
akar lembaga (radikula) dan tudung akar di bagian bawah sumbu
· >Terdapat
jaringan bentuk seludang (koleoriza) yang berfungsi untuk melindungi embrio
atau mengelilingi akar yang berkembang

Gambar2:
diagram Embrio tumbuhan dikotil (a) dan tumbuhan monokotil (b)
3.
Perkembangan Embrio monokotil dan dikotil
Pembelahan
sel mengubah zigot bersel satu menjadi tumbuhan bersel banyak. Sejak stadium
awal perkembangan terjadi pola penyebaran sel di keseluruhan embrio, sehingga
dihasilkan bentuk-bentuk yang dapat dilihat (kotiledon, hipokotil, radikula,
epikotil/plumula).
Pembelahan sel dalam embrio diiringi dengan pertumbuhan dan vakuolasi (dibentuknya vakuola yang membesar) dari sel-sel yang terjadi untuk memulai organisasi jaringan berikut:
Pembelahan sel dalam embrio diiringi dengan pertumbuhan dan vakuolasi (dibentuknya vakuola yang membesar) dari sel-sel yang terjadi untuk memulai organisasi jaringan berikut:
· =>bakal
epidermis oleh lapisan permukaan yang meristematik yaitu protoderm.
· => meristem
dasar untuk bakal korteks yang bervakuolasi melebihi sel jaringan di
sebelahnya.
· =>jaringan
tengah yang kurang tervakuolasi dan memanjang di sepanjang sumbu hipokotil-akar
(prokambium) membentuk meristem bakal jaringan pembuluh.
Setelah
zigot berkembang menjadi embrio dalam biji yang berkecambah, meristem apeks
pucuk membentuk daun, buku dan ruas. Di ketiak daun meristem kuncup tumbuh
menjadi cabang. Meristem apeks akar menghasilkan akar primer.
Tumbuhan
memiliki pertumbuhan terbuka karena adanya daerah jaringan yang tetap bersifat
embrional, yakni meristem. Pada meristem terjadi penambahan sel baru, sementara
sel lama terdiferensiasi menjadi bagian baru pada akar maupun batang.
Pertumbuhan itu dinamakan pertumbuhan primer, dan tubuh tumbuhan yang
dihasilkan disebut tubuh primer. Banyak tumbuhan menebalkan akar dan batangnya
dengan menambah jaringan pembuluh di dalam tubuhnya. Penebalan itu dihasilkan
oleh kambium pembuluh dan disebut pertumbuhan sekunder.
Pertumbuhan
sekunder pada tumbuhan berbiji disebabkan oleh aktivitas meristem lateral yaitu
kambium pembuluh. Kambium berasal dari prokambium yang terdapat di dalam berkas
pembuluh dan sebagian dari parenkim interfaskuler. Bagian dari kambium terdapat
di dalam berkas pembuluh dan di antara berkas pembuluh, merupakan suatu
lingkaran tertutup. Pada pertumbuhan sekunder, kambium membentuk xilem sekunder
ke arah dalam (ke tengah-tengah batang) dan floem sekunder ke arah luar.
Sehingga xilem sekunder tersebut mengelilingi xilem primer, floem sekunder
mengelilingi kambium. Xilem sekunder dan floem sekunder terdapat di antara
xilem dan floem primer.

Alat
pembentuk tubuh tumbuhan, yaitu: akar, batang, daun, bunga buah dan biji
dibangun oleh sel yang menyusun berbagai jaringan. Sel tumbuhan adalah satuan
terkecil dalam tumbuhan yang berisi subtansi hidup (protoplasma) dan
diselubungi oleh dinding sel. Sekelompok sel yang berbeda struktur dan fungsi
atau keduanya dari kelompokan selain disebut jaringan.
Sachs
(1875) membagi jaringan menjadi 3 sistem berdasarkan kesinambungan
topografisnya, yaitu:
· = >
sistem derminal, meliputi: epidermis (pelindung pertama/primer di bagian luar
tubuh), dan periderm (pengganti epidermis pada pertumbuhan sekunder).
· => Sistem
jaringan pembuluh, meliputi: xilem (pengangkut air dan garam mineral), dan
floem (pengangkut hasil fotosintesis).
· => Sistem
jaringan dasar, meliputi parenkim (jaringan sinambung pada korteks akar,
batang, mesofil daun, dan jari-jari empulur), kolenkim (jaringan berdinding
tebal yang terdiri dari sel-sel hidup), serta sklerenkim (jaringan berdinding
tebal, berkayu dan terdiri dari sel-sel mati).
Dalam
tubuh tumbuhan, jaringan tersebar dalam pola yang khas bagi kelompok tumbuhan
bersangkutan, misalnya:
· =>Pada
batang dikotil, jaringan pembuluh membentuk silinder berongga berisi jaringan
dasar yaitu empulur dan ada di antara jaringan pembuluh dan jaringan dermai
terdapat korteks.
· =>Pada
daun dikotil, jaringan pembuluh membentuk sistem yang beranastomosis dalam
jaringan dasar yang terdiferensiasi menjadi mesofil.
· =>Pada
akar dikotil, silinder jaringan pembuluh sering tidak mengelilingi empulur
namun ada korteks.
GAMBAR TAHAP PERKEMBANGAN
EMBRIO DIKOTIL PADA CASPELLA
BURSA- PASTORIS
BURSA- PASTORIS

GAMBAR TAHAP PERKEMBANGAN
EMBRIO MONOKOTIL

ΓΌ PENGERTIAN
PERKECAMBAHAN
Perkecambahan
adalah proses pertumbuhan embrio dan komponen-komponen biji yang memiliki
kemampuan untuk tumbuh secara normal menjadi tumbuhan baru. Komponen biji
tersebut adalah bagian kecambah yang terdapat di dalam biji, misalnya radikula
dan plumula. (Bagod Sudjadi, 2006)
Perkecambahan
merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan embrio. Hasil perkecambahan ini
adalah munculnya tumbuhan kecil dari dalam biji. Proses perubahan embrio saat
perkecambahan adalah plumula tumbuh dan berkembang menjadi batang, dan radikula
tumbuh dan berkembang menjadi akar. (Istamar Syamsuri, 2004)
Perkecambahan
merupakan sustu proses dimana radikula (akar embrionik) memanjang ke luar
menembus kulit biji. Di balik gejala morfologi dengan pemunculan radikula
tersebut, terjadi proses fisiologi-biokemis yang kompleks, dikenal sebagai
proses perkecambahan fisiologis. (Salisbury, 1985)
1.Tipe Perkecambahan Biji
Monokotil
Tipe
perkecambahan biji mononkotil adalah hypogeal, yaitu tumbuhnya epikotil
yang memanjang sehingga plumula keluar menembus kulit biji dan muncul diatas
permukaan tanah, sedangkan kotiledon tertinggal dalam tanah contoh
perkecambahan biji jagung.

2.Tipe Perkecambahan Biji
Dikotil
Tipe
perkecambahan biji dikotil adalah epigeal, yaitu tumbuhnya hipokotil yang
memanjang sehingga plumula dan kotiledon terangkat kepermukaan tanah. Kotiledon
tersebut dapat melakukan fotosisntesis selama daun belum terbentuk contoh
perkecambahan kacang tanah.

3.Struktur Biji Monokotil Dan
Dikotil
Dari
hasil penelitian anatomi tanaman dikotil dan monokotil diperoleh bahwa biji
tanaman dikotil dan monokotil mempunyai bagian-bagian biji yaitu cadangan
makanan, kulit biji, epikotil, kotiledon, hipokotil dan radikula.
Pada
biji ada beberapa struktur , yaitu :
1.Kotiledon, cadangan makanan embrio
2.Plumula, berdeferensiasi menjadi bakal daun
3.Radikula, bakal calon akar
4.Epikotil, bakal batang yang berada di atas kotiledon
5.Hipokoti, bakal batang yang berada di bawah kotledon
6.Skutelum, permukaan keras
7.Testa, pelindung biji
Dalam proses perkecambahan ini organ pertama yang muncul dari biji
yang berkecambah adalah radikula, berikutnya ujung radikula harus menembus
permukaan tanah.Pada banyak tumbuhan dikotil dengan rangsangan oleh cahaya,
ruas batang dibawah daun lembaga (hipokotil) akan tumbuh lurus mengangkat
kotiledon dan epikotil. Dengan demikian epikotil dan kotiledon terangkat ke
atas permukaan tanah. Epikotil memunculkan helai daun pertamanya mengembang dan
menjadi hijau, serta mulai membuat makanan melalui fotosintesis. kotiledon akan
layu dan rontok dari benih karena cadangan makanannya telah habis oleh embrio
yang berkecambah.
Makanan
untuk pertumbuhan embrio diperoleh daricadangan makanan karena belum
terbentuknya klorofil yang diperlukan dalam fotosintesis. Pada tumbuhan dikotil
makana diperoleh dari kotiledon, sedangkan pada tumbuhan monokotil diperoleh
dari endosperm.
4.Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Perkecambahan
Faktor-faktor
yang mempengaruhi perkecambahan diantaranya:
a.Air
b.Cahaya
c.Suhu
d.Kelembaban
Kesimpulan
Pada
umumnya struktur biji sama yaitu ada kotiledon, plumula, radikula. Yang
membedakan hanya pada biji monokotil terdapat testa dan tidak terdapat epikotil
dan hipokotil, sedangkan biji dikotil terdapat skutelum dan terdapat epikotil
dan hipokotil.
Perkecambahan
biji monokotil dan biji dikotil mempunyai tipe perkecambahan yang berbeda. Biji
monokotil tipe perkecambahan hipogel (kotiledon berada di bawah permukaan
tanah), sedangkan biji dikotil tipe perkecambahan epigeal (kotiledon berada di
atas permukaan tanah).
Air
sangat berpengaruh terhadap perkecambahan. Tanpa adanya air perkecambahan tidak
akan terjadi.
DAFTAR
PUSTAKA
Sutopo,
L. 2002. Teknologi Benih. Malang: Fakultas Pertanian UNBRAW
http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2130502-contoh-hipotesis/#ixzz1Y0J0hrnn
Aryulina, Diah. 2005. Biologi. Jakarta: Esis.Atinirmala, Pratita. 2006. Bilologi Praktis. Yogyakarta: Kreasi Wacana.
Roewitawati, Dyah. 2008. Biologi Umum Pertanian. Malang: Rajawali.

Komentar