MAKALAH MORFOLOGI TUMBUHAN ORGAN VEGETATIF PADA TUMBUHAN




MAKALAH MORFOLOGI TUMBUHAN
ORGAN VEGETATIF PADA TUMBUHAN
Dosen : Erda Muhartati




Disusun Oleh :
Kelompok II
Ardian Majid (150384205067)
Merry Maharani (150384205044)
Selly Soraya (150384205022)
Yuli Hartini (150384205067)

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
TAHUN 2016/2017


BABII
Pembahasan

Pada umumnya anatomi tumbuhan dibedakan atas beberapa hal, antara lain: struktur biji (jumlah kotiledon), struktur bunga, distribusi berkas pembuluh pada batang, dan struktur akar. Angiospermae merupakan tumbuhan berpembuluh berbiji tertutup. Organ vegetatif tumbuhan ini terdiri dari akar, batang, dan daun. Akar, batang dan daun terdiri dari 3 sistem jaringan yang sama, yaitu: sistem jaringan penutup, sistem jaringan pembuluh dan sistem jaringan dasar. Sistem jaringan penutup terdapat pada bagian terluar tubuh tumbuh-tumbuhan. Pada tubuh tumbuhan primer, sistem jaringan ini terdiri dari jaringan epidermis, sedangkan pada tubuh tumbuhan sekunder, epidermis digantikan oleh jaringan periderm. Sistem jaringan pembuluh terdiri dari xilem dan floem. Xilem berfungsi mengangkut air dan larutan garam dari akar ke daun melalui batang, sedangkan floem berfungsi mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke bagian organ lainnya. Sistem jaringan pembuluh terdapat diantara sistem jaringan dasar, yang sebagian besar terdiri dari jaringan parenkim. Perbedaan pokok antara ketiga organ tersebut terdapat pada distribusi relatif sistem jaringan pembuluh dan sistem jaringan dasar .
·                  Pengertian Pertumbuhan Vegetatif 

Pertumbuhan secara vegetative adalah Pertumbuhan makhluk hidup tanpamelalui prose perkawinan. Pertumbuhan ini ditandai dengan tidak adanya proses pebuahan, dalam artian bahwa pertumbuhannya hanya melibatkan satu induk saja.
Pertumbuhan secara vegetative menghasilkan individu yang memiliki sifat-sifat samasepert induknya.Pertumbuhan vegetative pada tumbuhan dibagi menjadi dua yaitu vegetativealami dan vegetative buatan.

a.       Vegetative alami adalah perkembangbiakan makhluk hidup tanpa bantuan manusiadalam artian terjadi secara alami, contohya sporal, umbi akar, geragih, membelahdiri, umbi batang, umbi lapis, tunas, tunas aventif. 

b.       Vegetative buatan adalah perkembangbiakan yang terjadi ditandai dengan adanyacampur tangan manusia dalam proses perkembangbiakannya. Vegetative buatanmemiliki beberap keunggulan diantaranya tanaman baru yang dihasilkan lebihcepat berbuah atau memberikan hasil atau sifatnya sama atau bahkan lebih bagusdari tanaman induknya. Contohya cangkok, stek, okulasi, enten atau kopulasi,merunduk (Balqis, 2010)


·         Bagian-Bagian Organ Vegetatif 

Bagian vegetatif dapat dibagi dalam 2 (dua) bagian:

1. Yang berada di atas tanah (batang pokok, dahan, ranting, daun) berada di dalam lingkungan yang penuh dengan udara dan lembap, serta sinar matahari dan suhuudara yang tidak konstan
2. Bagian yang berada di dalam tanah, perakaran yang tumbuhnya ke bawah atau kedalam tanah dan menghindari matahari.Bagian ini terdiri dari:
-Akar tunggang atau akar pokok yang tumbuhnya lurus ke bawah
- Akar lateral, tumbuhnya mendatar, dan keluar dari dekat leher akar
Organ vegetatif yaitu akar, batang, daun. Organ generatif yaitu bunga,buah, biji
A. Akar
Berdasarkan asalnya, akar dibedakan menjadi dua macam, yaitu akar primer (akar normal) dan akar liar. Akar primer tumbuh sejak embrio hingga tumbuhan mati, berfungsi menegakan tumbuhan serta menyerap garam-garam mineral. Akar liar muncul dari batang, daun dan jaringan lainnya, dapat bersifat permanen atau temporer serta dapat tumbuh mencapai tanah atau tidak menyentuh tanah.
Secara umum akar terdiri atas tudung akar, epidermis, korteks, endodermis dan stele.

1. Tudung akar
Tudung akar terdapat pada ujung akar, berfungsi melindungi promeristem dan membantu penetrasi akar yang tumbuh kedalam tanah. Tudung akar tersusun dari sel-sel parenkim yang hidup terkadang mengandung pati.


2. Epidermis
Epidermis akardisebut juga epiblem atau lapisan pilifer. Epidermis terdiri dari sel-sel yang berdinding tipis dan tidak mengandung kutikula. Sel-sel epidermis di daerah ujung akan berkembang menjadi rambut-rambut akar.


3. Korteks
Korteks tersusun dari sel-sel parenkim yang kadang kala mengandung karbohidrat atau kristal. Dinding sel pada lapisan terluar korteks mengalami penebalan oleh zat suberin dan berdiferensiasi menjadi eksodermis. Sementara lapisan terdalam berdiferensiasi menjadi endodermis.


4. Endodermis
Endodermis akar terdiri atas satu lapis sel yang struktur dan fungsinya berbeda dengan sel-sel disekitarnya. Dinding sel endodermis akar dapat mengalami penebalan berbentuk titik-titik caspary oleh zat suberin.


5. Stele (sillinder pusat)
Stele akar merupakan bagian tengah dari akar yang terletak disebelah dalam endodermis. Stele terdiri atas perisikel, berkas pembuluh dan parenkim.
Struktur akar dikotil dan monokotil memiliki perbedaan yaitu pada kar tubuhan dikotil tidak memiliki parenkim sentral tetapi terdapat kambium diantara xilem dan floem (tipe kolateral terbuka), sedangkan pada tumbuhan monokotil memilii parenkim sentral tetapi tidak ditemukan kambium (tipe kolateral tertutup).
Parenkim sentral pada tumbuhan monokotil akan berkembang dengan baik, bahkan dapat berkembang menjadi sklerenkim.


B. Batang
Batang merupakan bagian tumbuhan yang terletak di atas permukaan tanah, yang berfungsi menopang daun, bunga dan buah. Bagian batang tempat munculnya daun disebut buku. Bagian antara dua disebut ruas
Secara umum batang dan akar memiliki struktur yang relatif sama, keduanya memiliki stele dengan xilem dan floem , perisikel endodermis, korteks dan epidermis . Perbedaannya terletak pada struktur berkas pengangkutannya yaitu berkas xilem dan floem pada akar terletak dalam radius yang berbeda atau terpisah, sedangkan pada batang terletak dalam radius yang sama dan bersebelahan .

Batang memiliki tiga bagian pokok, yaitu epidermis, dan korteks dan modifikasi stele (silinder pusat).
1. Epidermis
Epidermis batang terdiri atas satu lapis sel-sel yang tersusun rapat tanpa ruang antarsel. Dinding sel bagian luar mengalami penebalan dari zat kutin.
Epidermis batang memiliki berbagai macam modifikasi, yaitu stomata,trikoma, sel silika dan sel gabus. Stomata akan berkembang menjadi lentisel yang berfungsi untuk pertukaran gas dan penguapan.


2. Korteks
Korteks tersusun dari parenkim, kolenkim, sklerenkim yang berupa serabut dan sklereid serta idioblas (sel-sel yang bentuk dan fungsinya berbeda dengan sel-sel di sekitarnya). Beberapa jenis tumbuhan memiliki parenkim korteks yang mengandung klorofil yang disebut klorenkim, sehingga mampu berfotosintesis.


3. Stele (Silinder Pusat)
Stele terletak di sebelah dalam endodermis stele terdiri atas perisikel, parenkim, berkas pengangkut dan empulur. Empulur erupakan bagian batang pada tumbuhan berpembuluh, yang memiliki karakteristik parenkim. Empulur juga terdapat disekitar berkas pengangkut berbentuk jari-jari sehingga disebut jari-jari empulur. Empulur biasanya berupa jaringan lunak agak kering, terkadang memiliki rongga berukuran kecil.


C. Daun
Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang berperan sebagai pabrik pengolah makanan. Daun dapat dibedakan menjadi dua tipe yaitu daun dorsiventral memiliki jaringan tiang hanya pada sisi atas daun. Daun tipe isobelateral memiliki struktur yang seragam antara permukaan atas dan bawahnya. Daun isobilateral tumbuh vertikal sehingga kedua permukaan daun dapat menerima intensitas cahaya matahari yang sama . Daun jenis ini terdapat pada hampir semua daun tumbuhan monokotil dan beberapa jenis dikotil. Secara umum daun tersusun dari jaringan pelindung , jaringan dasar, jaringan pengangkut, jaringan penguat dan jaringan sekretori.

1. Epidermis
Epidermis daun terdapat di permukaan atas dan bawah, biasanya terdiri atas selapis sel, tetapi ada pula yang terdiri dari beberapa lapis sel (epidermis ganda) misalnya pada daun Ficus sp., Nerium sp dan Piper sp.
Sel epidermis tidak mengandung klorofil kecuali pada sel penutup stomata dan sel epidermis daun tumbuhan yang berada didalam air.

2. Mesofil
Mesofil terdapat di antara epidermis atas dan epidermis bawah. Pada tumbuhan dikotil mesofil berdiferensiasi menjadi jaringan tiang dan jaringan bunga karang. Jaringan palisade tersusun dari selapis atau lebih sel-sel berbentuk silindris tersusun rapat dan banyak mengandung klorofil sehingga sangat efisien untuk fotosintesis.
92. Jaringan Pengangkut
Jaringan pengangkut pada daun berupa tulang daun . Tulang daun pada tumbuhan dikotil terdiri atas satu tulang utama yang berbentuk cabang-cabang seperti jala. Sel-sel yang mengelilingi berkas pengangkut mengandung lebih sedikit klorofil ,berukuran lebih besar dan lebih tebal daripada mesofil di sekitarnya. Sel-sel tersebut disebut seludang berkas pengangkut.
93. Jaringan Penguat
Jaringan penguat daun berupa kolenkim dan sklerenkim . Kolenkim terdapat di dekat tulang daun yang besar dibagian sisi dalam lapisan epidermis dan tepi daun tumbuhan dikotil. Serat sklerenkim banyak ditemukan pada tumbuhan monokotil. Epidermis yang sel-selnya rapat dan memiliki lapisan kutikula juga merupakan jaringan penguat daun.

D. Bunga
Bunga merupakan alat reproduksi seksual pada tumbuhan . Bunga sempurna adalah bunga yang memiliki putik dan benang sari (alat reproduksi). Bunga lengkap adalah bunga yang memiliki alat reproduksi dan perhiasan bunga seperti kelopak dan mahkota.


1. Daun kelopak dan Daun mahkota
Secara anatomi daun kelopak dan daun mahkota mempunyai struktur yang sama, yaitu memiliki epidermis atas dan bawah, parenkim dasar, berkas pembuluh, dan sel-sel idioblas.

Daun mahkota memiliki warna bemacam-macam karena adanya kromoplas dan pigmen tambahan pada cairan sel. Daun mahkota yang masih muda mengandung zat tepung. Sel epidermis mahkota bunga berbentuk tonjolan (papila) yang dilapisi kutikula dan mengandung minyak volatil.
2. Benang Sari
Benang sari terdiri atas tangkai sari dan kepala sari (antera). Benang sari memiliki empat ruangan berisi serbuk sari. Ruang serbuk sari disebut mikrosporangium karena menghasilkan mikrospora. Mikrospora akan tumbuh menjadi buluh dan menghasilkan gamet jantan (sel sperma).

3. Putik (Pstilum)
Putik biasanya mengalami diferensiasi menjadi tiga bagian yaitu bagian basal yang menggelembung (ovarium) bagian memanjang (tangkai putik) dan bagian ujung putik (stigma). Di dalam ovarium terdapat satu atu lebih bakal biji. Pada ovul terdapat kandung lembaga yang menghasilkan gamet betina.

E. Buah
Buah merupakan perkembangan lebih lnjut dari bakal buah. Berdasarkan sifat dinding buah . Buah dapat dibedakan menjadi tiga macam : buah kering pecah misalnya kedelai, buah kering tidak pecah misalnya padi dan jagung dan buah berdaging misalnya buah persik, buah jeruk, mentimun.
Pada buah berdaging perikarpium berdiferensiasi menjadi eksokarpium dan epikarpium, mesokarpium (lpisan tengah yang tebal) dan endokarpium (lapisan dalam berupa selaput yang mengandung sel batu). Pada buah kelapa , endokarpium tidak berupa selaput tetapi berupa lapisan yang tebal dan keras.
Pada buah kering, eksokarpium memiliki karakteristik seperti sklerenkim. Perubahan warna kulit buah selama pemasakan buah disebabkan adanya transformasi kloroplas menjadi kromoplas.Kromoplas berkembang didalam masa gelatin dan perikarpium.

F. Biji
Biji merupakan perkembangan lebih lanjut dari bakal biji . Kulit biji merupakan diferensiasi dari integumen yang berfungsi melindungi embrio dab endosperma yang berada didalamnya. Struktur kulit biji bervariasi biasanya terdiri atas jaringan epidermis makrosklereid dan osteosklereid sel-sel parenkim , sel kristal serta sel berpigmen. Berdasarkan ada tidaknya endosperma biji dapat dibedakan menjadi dua tipe yaitu endosperma dan nonendosperma. Biji tipe endosperma misalnya terdapat pada Zea mays (Jagung) Ricinus communis (jarak). Biji tipe nonendosperma misalnya terdapat pada Piper nigrum (merica) dan Cucurbita sp (labu kuning).







ΓΌ  Pengertian Embrio Tumbuhan
Embrio Tumbuhan adalah suatu tanaman baru yang terjadi dari bersatunya gamet-gamet jantan dan betina pada suatu proses pembuahan. Embrio yang berkembangnya sempurna terdiri dari struktur-struktur sebagai berikut : epikotil (calon pucuk), hipokotil (calon batang), kotiledon (calon daun) dan radikula (calon akar). Tanaman di dalam kelas Angiospermae diklasifikasikan oleh banyaknya jumlah kotiledon. Tanaman monokotiledon mempunyai satu kotiledon misalnya : rerumputan dan bawang. Tanaman dikotiledon mempunyai dua kotiledon misalnya kacang-kacangan sedangakan pada kelas Gymnospermae pada umumnya mempunyai lebih dari 2 kotiledon misalnya pinus, yang mempunyai sampai sebanyak 15 kotiledon. Pada rerumputan (grasses) kotiledon yang seperti ini disebut scutellum, kuncup embrioniknya disebut plumulle yang ditutupi oleh upih pelindung yang disebut koleoptil, sedangkan pada bagian bawah terdapat akar embrionik yang disebut ridicule yang ditutupi oleh upih pelindung yang disebut coleorhiza.
Sedangkan Perkecambahan merupakan tahap awal perkembangan suatu tumbuhan, khususnya tanaman berbiji. Tahap perkembangan ini disebut perkecambahan. Perkecambahan biji monokotil dan dikotil memiliki perbedaan. Baik dari segi struktur maupun  pertumbuhannya.
Pertumbuhan dan perkembangan pada pertumbuhan biji dimulai dengan perkecambahan. Perkecambahan  adalah munculnya plantula (tanaman kecil dari biji). Embrio yang merupakan calon individu baru terdapat di dalam biji. Jika suatu biji tanaman ditempatkan pada lingkungan yang menunjang dan memadai, biji tersebut akan berkecambah.

·         Struktur dan Perkembangan Embrio Monokotil Dan Dikotil

1. Struktur Embrio monokotil dan dikotil
Pada tumbuhan, istilah embrio hanya dipakai untuk tumbuhan kecil yang terbentuk dalam biji yang berada dalam keadaan dormansi, menunggu kondisi lingkungan yang tepat untuk berkecambah. Struktur umum tumbuhan berbiji dimulai dari biji. Biji berisi embrio yang dilindungi oleh kulit biji, dibekali dengan sumber makanan cadangan yang disimpan dalam keping biji (kotiledon) atau jaringan khusus (endosperm). Embrio mengandung sumbu halus/pendek dengan dua kutub yaitu titik tumbuh akar dan titik tumbuh tunas. Pada sumbu tersebut ke arah lateral terbentuk kotiledon atau daun lembaga.
Pada kondisi yang sesuai biji berkecambah dan tanaman muda (seedling) akan muncul. Tanaman muda yang tumbuh menampakkan akar yang biasanya di dalam tanah, serta pucuk yang menampakkan batang dan daun biasanya di atas tanah. Pertumbuhan pucuk dan akar melalui pembentukan sel-sel baru oleh jaringan meristem dari titik tumbuh dan diikuti oleh pertumbuhan serta diferensiasi sel-sel. Meristem tersebut membentuk bakal daun, dan di ujung sumbu batang bakal daun bersama meristem apeks membentuk tunas terminal

Description: C:\Users\ACER\Pictures\index.png

Pada ketiak daun dibentuk tunas ketiak. Pada akar primer dibentuk akar lateral. Bila tanaman menjadi dewasa, dibentuk bunga kemudian terjadi penyerbukan dan pembuahan. Buah yang berisi biji akan berkembang dan melangkapi daur hidup.
2. Perbedaan antara embrio dikotil dan embrio monokotil adalah sebagai berikut:
a. Embrio Dikotil
·        > Kotiledon berbentuk seperti daun
·       > Di bagian bawah kotiledon terdapat sumbu mirip batang, yaitu Hipokotil
·        > Di ujung atas hipokotil terdapat calon tunas pucuk, sedang di ujung bawah hipokotil terdapat calon akar
·         >Terdapat Prokambium yang merupakan meristem primer, nantinya akan menjalani diferensiasi membentuk jaringan pembuluh primer

b. Embrio Monokotil
·         >Terdapat tonjolan jaringan pembuluh, yaitu epiblas
·         >Ujung pucuk terbungkus dalam daun berbentuk pipih yang berfungsi analog dengan tudung akar yang disebut koleoptil
·         >Terdapat akar lembaga (radikula) dan tudung akar di bagian bawah sumbu
·         >Terdapat jaringan bentuk seludang (koleoriza) yang berfungsi untuk melindungi embrio atau mengelilingi akar yang berkembang
Description: C:\Users\ACER\Pictures\index.png

Gambar2: diagram Embrio tumbuhan dikotil (a) dan tumbuhan monokotil (b)
3. Perkembangan Embrio monokotil dan dikotil
Pembelahan sel mengubah zigot bersel satu menjadi tumbuhan bersel banyak. Sejak stadium awal perkembangan terjadi pola penyebaran sel di keseluruhan embrio, sehingga dihasilkan bentuk-bentuk yang dapat dilihat (kotiledon, hipokotil, radikula, epikotil/plumula).
Pembelahan sel dalam embrio diiringi dengan pertumbuhan dan vakuolasi (dibentuknya vakuola yang membesar) dari sel-sel yang terjadi untuk memulai organisasi jaringan berikut:

·         =>bakal epidermis oleh lapisan permukaan yang meristematik yaitu protoderm.
·        => meristem dasar untuk bakal korteks yang bervakuolasi melebihi sel jaringan di sebelahnya.
·        =>jaringan tengah yang kurang tervakuolasi dan memanjang di sepanjang sumbu hipokotil-akar (prokambium) membentuk meristem bakal jaringan pembuluh.
Setelah zigot berkembang menjadi embrio dalam biji yang berkecambah, meristem apeks pucuk membentuk daun, buku dan ruas. Di ketiak daun meristem kuncup tumbuh menjadi cabang. Meristem apeks akar menghasilkan akar primer.
Tumbuhan memiliki pertumbuhan terbuka karena adanya daerah jaringan yang tetap bersifat embrional, yakni meristem. Pada meristem terjadi penambahan sel baru, sementara sel lama terdiferensiasi menjadi bagian baru pada akar maupun batang. Pertumbuhan itu dinamakan pertumbuhan primer, dan tubuh tumbuhan yang dihasilkan disebut tubuh primer. Banyak tumbuhan menebalkan akar dan batangnya dengan menambah jaringan pembuluh di dalam tubuhnya. Penebalan itu dihasilkan oleh kambium pembuluh dan disebut pertumbuhan sekunder.
Pertumbuhan sekunder pada tumbuhan berbiji disebabkan oleh aktivitas meristem lateral yaitu kambium pembuluh. Kambium berasal dari prokambium yang terdapat di dalam berkas pembuluh dan sebagian dari parenkim interfaskuler. Bagian dari kambium terdapat di dalam berkas pembuluh dan di antara berkas pembuluh, merupakan suatu lingkaran tertutup. Pada pertumbuhan sekunder, kambium membentuk xilem sekunder ke arah dalam (ke tengah-tengah batang) dan floem sekunder ke arah luar. Sehingga xilem sekunder tersebut mengelilingi xilem primer, floem sekunder mengelilingi kambium. Xilem sekunder dan floem sekunder terdapat di antara xilem dan floem primer.


Description: C:\Users\ACER\AppData\Local\Microsoft\Windows\Temporary Internet Files\Content.Word\Screenshot_2016-10-06-23-54-00_1.jpg
Alat pembentuk tubuh tumbuhan, yaitu: akar, batang, daun, bunga buah dan biji dibangun oleh sel yang menyusun berbagai jaringan. Sel tumbuhan adalah satuan terkecil dalam tumbuhan yang berisi subtansi hidup (protoplasma) dan diselubungi oleh dinding sel. Sekelompok sel yang berbeda struktur dan fungsi atau keduanya dari kelompokan selain disebut jaringan.

Sachs (1875) membagi jaringan menjadi 3 sistem berdasarkan kesinambungan topografisnya, yaitu:
·  =  > sistem derminal, meliputi: epidermis (pelindung pertama/primer di bagian luar tubuh), dan periderm (pengganti epidermis pada pertumbuhan sekunder).
·  => Sistem jaringan pembuluh, meliputi: xilem (pengangkut air dan garam mineral), dan floem (pengangkut hasil fotosintesis).
·  => Sistem jaringan dasar, meliputi parenkim (jaringan sinambung pada korteks akar, batang, mesofil daun, dan jari-jari empulur), kolenkim (jaringan berdinding tebal yang terdiri dari sel-sel hidup), serta sklerenkim (jaringan berdinding tebal, berkayu dan terdiri dari sel-sel mati).
Dalam tubuh tumbuhan, jaringan tersebar dalam pola yang khas bagi kelompok tumbuhan bersangkutan, misalnya:
·         =>Pada batang dikotil, jaringan pembuluh membentuk silinder berongga berisi jaringan dasar yaitu empulur dan ada di antara jaringan pembuluh dan jaringan dermai terdapat korteks.
·         =>Pada daun dikotil, jaringan pembuluh membentuk sistem yang beranastomosis dalam jaringan dasar yang terdiferensiasi menjadi mesofil.
·         =>Pada akar dikotil, silinder jaringan pembuluh sering tidak mengelilingi empulur namun ada korteks.
GAMBAR TAHAP PERKEMBANGAN EMBRIO DIKOTIL PADA CASPELLA
BURSA- PASTORIS
Description: D:\Shelly soraya\Pictures\iii.jpg
GAMBAR TAHAP PERKEMBANGAN EMBRIO MONOKOTIL


Description: D:\Shelly soraya\Pictures\uuuu.jpg





ΓΌ  PENGERTIAN PERKECAMBAHAN

Perkecambahan adalah proses pertumbuhan embrio dan komponen-komponen biji yang memiliki kemampuan untuk tumbuh secara normal menjadi tumbuhan baru. Komponen biji tersebut adalah bagian kecambah yang terdapat di dalam biji, misalnya radikula dan plumula. (Bagod Sudjadi, 2006)
Perkecambahan merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan embrio. Hasil perkecambahan ini adalah munculnya tumbuhan kecil dari dalam biji. Proses perubahan embrio saat perkecambahan adalah plumula tumbuh dan berkembang menjadi batang, dan radikula tumbuh dan berkembang menjadi akar. (Istamar Syamsuri, 2004)
Perkecambahan merupakan sustu proses dimana radikula (akar embrionik) memanjang ke luar menembus kulit biji. Di balik gejala morfologi dengan pemunculan radikula tersebut, terjadi proses fisiologi-biokemis yang kompleks, dikenal sebagai proses perkecambahan fisiologis. (Salisbury, 1985)
1.Tipe Perkecambahan Biji Monokotil
Tipe perkecambahan biji mononkotil adalah  hypogeal, yaitu tumbuhnya epikotil yang memanjang sehingga plumula keluar menembus kulit biji dan muncul diatas permukaan tanah, sedangkan kotiledon tertinggal dalam tanah contoh perkecambahan biji jagung.

Description: D:\Shelly soraya\Pictures\ujjk.jpg
2.Tipe Perkecambahan Biji Dikotil
Tipe perkecambahan biji dikotil adalah epigeal, yaitu tumbuhnya hipokotil yang memanjang sehingga plumula dan kotiledon terangkat kepermukaan tanah. Kotiledon tersebut dapat melakukan fotosisntesis selama daun belum terbentuk contoh perkecambahan kacang tanah.


Description: D:\Shelly soraya\Pictures\ykyj.jpg

3.Struktur Biji Monokotil Dan Dikotil
Dari hasil penelitian anatomi tanaman dikotil dan monokotil diperoleh bahwa biji tanaman dikotil dan monokotil mempunyai bagian-bagian biji yaitu cadangan makanan, kulit biji, epikotil, kotiledon, hipokotil dan radikula.
 Pada biji ada beberapa struktur , yaitu :
1.Kotiledon, cadangan makanan embrio
2.Plumula, berdeferensiasi menjadi bakal daun
3.Radikula, bakal calon akar
4.Epikotil, bakal batang yang berada di atas kotiledon
5.Hipokoti, bakal batang yang berada di bawah kotledon
6.Skutelum, permukaan keras
7.Testa, pelindung biji

Dalam proses perkecambahan ini organ pertama yang muncul dari biji yang berkecambah adalah radikula, berikutnya ujung radikula harus menembus permukaan tanah.Pada banyak tumbuhan dikotil dengan rangsangan oleh cahaya, ruas batang dibawah daun lembaga (hipokotil) akan tumbuh lurus mengangkat kotiledon dan epikotil. Dengan demikian epikotil dan kotiledon terangkat ke atas permukaan tanah. Epikotil memunculkan helai daun pertamanya mengembang dan menjadi hijau, serta mulai membuat makanan melalui fotosintesis. kotiledon akan layu dan rontok dari benih karena cadangan makanannya telah habis oleh embrio yang berkecambah.
Makanan untuk pertumbuhan embrio diperoleh daricadangan makanan karena belum terbentuknya klorofil yang diperlukan dalam fotosintesis. Pada tumbuhan dikotil makana diperoleh dari kotiledon, sedangkan pada tumbuhan monokotil diperoleh dari endosperm.

4.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkecambahan
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkecambahan diantaranya:
a.Air
b.Cahaya
c.Suhu
d.Kelembaban

Kesimpulan

Pada umumnya struktur biji sama yaitu ada kotiledon, plumula, radikula. Yang membedakan hanya pada biji monokotil terdapat testa dan tidak terdapat epikotil dan hipokotil, sedangkan biji dikotil terdapat skutelum dan terdapat epikotil dan hipokotil.
Perkecambahan biji monokotil dan biji dikotil mempunyai tipe perkecambahan yang berbeda. Biji monokotil tipe perkecambahan hipogel (kotiledon berada di bawah permukaan tanah), sedangkan biji dikotil tipe perkecambahan epigeal (kotiledon berada di atas permukaan tanah).
Air sangat berpengaruh terhadap perkecambahan. Tanpa adanya air perkecambahan tidak akan terjadi.



















DAFTAR PUSTAKA

Sutopo, L. 2002. Teknologi Benih. Malang: Fakultas Pertanian UNBRAW

http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2130502-contoh-hipotesis/#ixzz1Y0J0hrnn
Aryulina, Diah. 2005. Biologi. Jakarta: Esis.
Atinirmala, Pratita. 2006. Bilologi Praktis. Yogyakarta: Kreasi Wacana.
Roewitawati, Dyah. 2008. Biologi Umum Pertanian. Malang: Rajawali.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan Praktikum Herbarium Tumbuhan Paku

LAPORAN PRATIKUM PENGAMATAN BENTUK BAKTERI

laporan wawancara pembelajaran biologi