Laporan Praktikum Herbarium Tumbuhan Paku



Laporan Praktikum Herbarium Tumbuhan Paku
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Praktikum Kelompok Matakuliah Taksonomi Tumbuhan Rendah
Dra. Nevrita, M.Pd, M.Si

Description: Logo Umrah.jpg
Disusun Oleh :
Kelompok 10
1.      Mery Maharani            150384205044
2.      Nolis Febry A.            150374205048
3.      Rido Hermawan          150384205052
4.      Septrina Rahmayola    150384205055

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2016/2017


A.                Judul              : Pembuatan Herbarium Tumbuhan Paku
B.                 Tujuan           : 1. Terampil membuat herbarium tumbuhan paku
  2. Menghasilkan produk berupa herbarium tumbuhan paku
  3. Menghasilkan laporan praktikum
C.          Dasar Teori    :
1.      Pengertian Herbarium
Herbarium berasal dari kata “ hortus dan botanicus”, artinya kebun botani yang di keringkan,  biasanyadisusun berdasarkan sistem klasifikasi. Istilah herbarium lebih dikenal untuk pengawetan tumbuhan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ada dua pengertian hebarium:
·      Hebarium adalah sekumpulan contoh tumbuhan yang dikeringkan (dawetkan), diberi nama, disimpan dan diatur berdasarkan sistem klasifikasi, digunakan dalam penelitian botani
·      Kotak, kamar atau gedung untuk menyimpan kumpulan contoh tumbuhan yang dikeringkan(diawetkan), disimpan dan diklasifikasikan, digunakan dalam penelitian botani.
Herbarium sangat erat kaitannya dengan kebun botani, institusi riset, ataupun pendidikan. Menurut Index Herbariorum, edisi 8 tahun 1990 tercatat sekitar 272.800.926 spesimen telah tersimpan di 2639 herbarium yang tersebar di 147 negara. Contoh dari herbarium adalah HerbariumBogoriense Bogor (BO), Herbarium Universitas Andalas (ANDA), Herbariumand Library Botanical Gardens, Singapore (SING), dan sebagainya.
2.      Fungsi Herbarium
ü Sebagai bahan dasar untuk studi flora dan vegetasi karena pada label herbarium memuat data yang dibutuhkan untuk tujuan tersebut.
ü Sebagai bukti nyata bahwa tumbuhan tersebut pernah ada pada lokasi atau tempat dilakukan koleksi tumbuhan dimaksud.
ü Sebagai sarana yang penting dalam identifikasi tumbuhan.
ü Sebagai penyimpan bahan acuan
ü Sebagai wasit nama yang benar
ü Sebagai bank data
ü Sebagai pusat referensi; merupakan sumber utama untuk  identifikasi tumbuhan bagi para ahli taksonomi,ekologi, petugas yang menangani jenis tumbuhan langka, pecinta alam, para petugas yang bergerak dalam konservasi alam.
ü Sebagai lembaga dokumentasi merupakan koleksi yang mempunyai nilai sejarah, seperti tipe dari taksa baru, contoh penemuan baru, tumbuhan yang mempunyai nilai ekonomi dan lain-lain.
ü Sebagai pusat penyimpanan data ahli kimia memanfaatkannya untuk mempelajari alkaloid, ahlifarmasi menggunakan untuk mencari bahan ramuan untuk obat kanker, dan sebagainya
ü Sebagai alat peraga dalam kegiatan pembelajaran
ü Sebagai media penelitian.
ü Sebagai alat bantu identifikasi.
ü Dapat digunakan untuk pertukaran herbarium antar daerah dan negara.
ü Sebagai bukti adanya keanekaragaman.
ü Sebagai specimen acuan untuk mempublikasikan specimen baru.

3.      Tujuan Membuat Herbarium
ü Mengkoleksi spesimen herbarium seluruh jenis tumbuhan yang dijumpai dan membuat koleksi herbarium.
ü Mendeskripsikan seluruh jenis tumbuhan yang dijumpai.
ü Mengidentifikasi seluruh jenis tumbuhan yang dijumpai.
ü Menyusun kunci identifikasi seluruh jenis tumbuhan yang dijumpai

4.      Jenis-Jenis Herbarium
a.     Berdasarkan penggunaaanya, herbarium dibedakan menjadi 4 tipe utama yaitu :
ü Herbarium Internasional atau Umum
Herbarium internasional mempunyai fungsi yang besar antara lain :
-    Tempat penelitian skala besar, umumnya tingkat familia atau tingkat diatasnya.
-    Memproduksi monografi generic (dengan perhatian khusus pada batas marga) flora dunia meliputi beberapa negara, flora nasional atau lokal, serta tersedia daftar-daftar yang lengkap.
-    Berfungsi jasa, termasuk pinjaman spesimen, ada fasilitas peninjau yang akan melakukan penelitian, pengidentifikasian spesimen terutama tentang taksa yang baru, dan pendistribusian duplikat.

ü Herbarium Nasional atau Regional
Herbarium Nasional berfungsi antara lain :
-    Kontribusi flora utama yang meliputi beberapa Negara
-    Produksi flora nasional atau lokal, termasuk daftar lengkapnya
-    Jasa, termasuk peminjaman, dilengkapi pula dengan fasilitas tamu ahli botani untuk penelitian,pengidentifikasian spesimen yang relevan dengan Negara itu. Selain itu juga, pengiriman daftar spesimen, koleksi specimen dari lapangan, dan pendistribusian duplikat-duplikat, perlengkapan bahan- bahan untuk penelitian seperti anatomi, sitologi, dan lainnya terutama bahan-bahan segar untuk tujuan penelitian itu.
ü Herbarium Lokal
Fungsi herbarium local termasuk :
-    Kontribusi kepada flora nasional
-    Produksi flora local  dandaftar specimen
-    Jasa, termasuk pengidentifikasian spesimen yang terdapat di wilayahnya dan penghimpunan daftar determinasi, pengoleksian bahan spesimen, dan pendistribusian duplikat-duplikat, pengoleksian bahan specimen untuk penelitian bidang-bidang ilmu tertentu.
ü Herbarium Khusus
Berdasarkan fungsinya dibedakan atas tipe:
-    Herbarium historis
-    Herbarium yang mempunyai bidang terbatas
-    Herbarium Pendidikan
-    Herbarium yang berkaitan dengan bidang-bidang terapan
-    Herbarium untuk program riset khusus

b.   Berdasarkan cara pembuatannya, hebarium dibedakan menjadi dua yaitu:
ü Herbarium Sederhana
Cara membuat Herbarium sederhana relative mudah dengan bahan-bahan yang juga sederhana. Cara paling sederhana untuk membuat herbarium adalah dengan mengeringkan organ tumbuhan yang selanjutnya ditata, diberi label, lalu disimpan.

ü Herbarium Komplit
Herbarium komplit adalah herbarium yang perlu melakukan pengawetan,Untuk mendapatkan hasil yang lebih bagus dan awet. Pengawetan terhadap hewan atau tumbuhan dapat dilakukan degan cara basah atau kering. Cara dan bahan pengawet yang digunakan bervariasi, bergantung pada sifat objeknya. Larutan pengawetan untuk membuat herbarium basah dan kering berbeda.

Tabel 1. Larutan pengawet untuk membuat herbarium basah dan kering
Pengawet untuk membuat herbarium basah
Pengawet untuk membuat herbarium kering
 1 liter akuades (air suling )
Pengawet tunggal
15 ml formalin 4%
Larutan formalin 4%
1ml asam cuka 40%
Pengawet campuran
15 ml terusi ( tembaga sulfat )
Formalin 4% dalam alcohol 70 %

c.   Berdasarkan cara pengawetannya, herbarium digolongkan atas:
ü Herbarium Basah
Herbarium basah adalah specimen tumbuhan yang telah diawetkan dan disimpan dalam suatu larutan yang dibuat dari berbagai macam zat dengan komposisi yang berbeda-beda.
ü Herbarium Kering
Herbarium kering cara pengawetannya yaitu dengan cara dikeringkan. Sebagian besar specimen herbarium yang disimpan sebagai awetan dalam herbarium-herbarium di dunia ini diproses melalui pengeringan. Pengeringan biasanya dilakukan dengan sinar matahari, kecuali bila ada pertimbangan-pertimbangan lain misalnya keadaan cuaca. Pada musim penghujan, pengeringan tidak dapat berlangsung cepat sehingg bahan yang dikeringkan kadang-kadang terganggu oleh jamur. Awetan yang dibuat dengan cara pengeringan, namun tetap terlihat ciri-ciri morfologinya sehingga masih bisa diamati dan dijadikan perbandingan pada saat determinasi selanjutnya. Organ tumbuhan, sperti daun, batang, dan akar, dilakukan pengawetan dengan menggunakan awetan kering. Kebanyakan spesimen herbarium tersebut terdiri atas tumbuhan tingkat tinggi (spermatophyta) seperti rotan, anggrek, pohon, rumput dan paku, tanaman melati putih.

5.      Metode Pembuatan Herbarium Kering
Hal yang perlu diperhatikan pada saat proses pembuatan herbarium (Steenis, 1981):
a.       PENGUMPULAN
·   Pengumpulan tanaman dilakukan dengan melakukan eksplorasi di lapangan.
·   Masukan tumbuhan kedalam halaman sebuah buku yang tebal.
·   Ambilah terutama dari bagian tumbuhan yang berbunga atau malahan yang berbuah.
·   Buatlah sedikitnya 2 sampel yang lengkap dari tiap jenis.
·   Bagian dari tumbuhan yang besar sedikitnya panjangnya 30-40 cm dan sedikitnya harus ada satu daun dan satu inflorescencia (susunan bunga) yang lengkap, kecuali kalau bagiannya yang khusus masih terlalu besar.
·   Sediakan buku untuk mencatat kehususan seperti : warna, bau, bagian dalam tanah, tinggi tempat dari permukaan laut, tempat, banyaknya tanaman tersebut.

b.      CARA MENGERINGKAN
·   Tumbuhan diatur diatas kertas kasar dan kering, yang tidak mengkilat, misalkan kertas Koran
·   Letakan diantara beberapa halaman yang dobel dan sertakan dalam setiap jenis catatan yang dibuat untuk tanaman tersebut
·   Juga biasanya digunakan etiket gantung yang diikatkan pada bahan tumbuh-tumbuhan, yang berhubungan dengan buku catatan lapangan
·   Tumbuh-tumbuhan yang berdaging tebal, direndam beberapa detik dalam air yang mendidih. Lalu tekanlah secara perlahan-lahan
·   Gantilah untuk beberapa hari kertas pengering tersebut.
·   Ditempat yang kelembabannya sangat tinggi, dapat dijemur dibawah sinar mata hari atau didekatkan di dekat api (diutamakan dari arang).
·   Tanaman dikatakan kering kalau dirasakan tidak dingin lagi dan juga terasa kaku. Diusahakan bahwa seluruh sample terus-menerus dalam keadaan kering.
·   Makin cepat tanaman mengering, maka makin baik warna itu yang didapat.


c.       PENGAWETAN
·   Tanaman yang dikeringkan selalu bersifat hygroscopis, akan mudah sekali terserang jamur
·   Usahakanlah penyimpanan herbarium di tempat kering dan jemurlah koleksi tersebut sekali-kali dibawah sinar matahari
·   Terhadap serangan serangga, yang juga memakan tumbuh-tumbuhayang sangat kering, dapat dipakai bubukan belerang, naphtaline, atau yang lebih baik dapat digunakan paradichloorbenzol

d.      PEMBUATAN HERBARIUM /PENYELESAIAN
·   Tempel herbarium pada kertas (mounting)
·   Tempelkan nama pada kertas (labeling)
·   Tuliskan diatas kertas herbarium data mengenai tanggal, tempat ditemukan, tempat mereka tumbuh, nama penemu, catatan khusus, nama familia dan nama spesies.
·   Untuk memotong helai daun (biasanya tumbuhannya berdaun pita yang panjang seperti ilalang (I. cylindrica) mulailah sekitar 10 cm dari pangkal helai dan sambungkan dengan potongan 10 cm dari ujung helai
·   Untuk tangkai bunga yang panjang misalnya ilalang cukup potong pada pangkal tangkai bunga dan pada pangkal bulir potong pada 7 cm ke bawah lalu tempelkan

D.    Metode Praktikum
1.      Waktu dan Tempat Praktikum
Kegiatan praktikum Taksonomi Tumbuhan Rendah pengamatan bakteri pada :
Hari        : Rabu
Tanggal  : 14 Desember 2016
Tempat   : Ruang 14, UMRAH Dompak

2.      Alat dan Bahan
Alat        : :         1. Karton                     5. Tali
                           2. kertas Koran            6. Alcohol 70%
                           3. tripleks                    7. Alat tulis
                           4. kayu/pemberat                    
Bahan    : Bermacam-macam tumbuhan paku

3.      Cara Kerja
1.      Kumpulkan tumbuhan paku secara lengkap, yaitu akar, batang, daun, dan bunga (bila ada)
2.      Semprotkan lah dengan alkokohol 70%
3.      Sediakan beberapa kertas koran
4.      Atur dan letakkan bagian tumbuhan diatas koran. Daun hendaknya menghadap keatas dan sebagian menghadap kebawah terhadap kertas koran tersebut. Agar posisinya baik, dapat dibantu dengan mengikat tangkai/ranting dengan benang yang dijahitkan ke kertas membentuk ikatan
5.      Tutup lagi dengan koran. Demikian seterusnya hingga kalian dapat membuat beberapa lembar
6.      Terakhir tuyup lagi dengan koran, lalu jepit kuat-kuat dengan kayu, ikat dengan tali. Hasil ini disebut specimen
7.      Simpan selama 1-2 minggu ditempat kering dan tidak lembab
Catatan:
a.       Di udara lembab, specimen dijemur dibawah terik matahari
b.      Seara periodic gantilah kertas koran yang lembab/basah dengan yang kering beberapa kali
c.       Jangan menjemur dengan membuka kertas koran yang menutupinya. Menjemur specimen tidak boleh terlalu lama sebab proses pengeringan yang terlalu cepat hasilnya kurang baik.
d.      Jika telah kering, ambil specimen tymbuhan dan tempelkan diatas kertas karton ukuran. Caranya harus pelan-pelan dan hati-hati. Bagian-bagian tertentudapat diisolasi agar dapat melekat pada kertas herbarium
e.       Buatlah table yang memuat: nama kolektor, nomor koleksi (jika banyak), tanggal, nama specimen(ilmiah, daerah), naqma suku/family dan catatan khusus tentang bunga, buah, atau cirri lainnya.
f.       Tutup herbarium dengan plastic
g.      Jika disimpan, tumpukan herbariunm harus diberi kapur barus (kamfer)
h.      Lengkapi dengan etiket temple pada herbarium tersebut seperti contoh berikut:
Kop
Date
Collector
Classification
Locality
High
Description
Used
Compotition
Reference

E.     Hasil pengamatan dan Pembahasan
Description: C:\Users\it\AppData\Local\Microsoft\Windows\Temporary Internet Files\Content.Word\20161230_075727.jpg


F.     Daftar Pustaka :
De La Cruz, AA. (1995), Spesimen Biologi. Pembuatan dan Pengawet-an Terjemahan oleh Dwi   Suryanto, USAID-Jakarta-Indonesia. Jakarta
Bridson, D and L. Forman. 1992. TheHerbarium Hand-book. 2 nd.Royal Botanic Garden. Kew. Pudjoarinto, A. 1996. Teknik Herbarium dan Pengelolaan Herbarium.
Makalah pada Lokakarya Taksonomi Tumbuhan. HEDS PROJECT – FMIPA Universitas Bengkulu.
Vogel, E.F. De. 1987. Manual of Herbarium Taxonomy. Theory and Practice. Unesco. Jakarta.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAPORAN PRATIKUM PENGAMATAN BENTUK BAKTERI

laporan wawancara pembelajaran biologi