Laporan Praktikum Awetan Basah Algae



Laporan Praktikum Awetan Basah Algae
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Praktikum Kelompok Matakuliah Taksonomi Tumbuhan Rendah
Dra. Nevrita, M.Pd, M.Si

Description: Logo Umrah.jpg
Disusun Oleh :
Kelompok 10
1.      Mery Maharani            150384205044
2.      Nolis Febry A.            150374205048
3.      Rido Hermawan          150384205052
4.      Septrina Rahmayola    150384205055

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2016/2017
A.                Judul              : Pembuatan Awetan Basah
B.                 Tujuan           : 1. Terampil membuat awetan basah alga
2. Menghasilkan produk berupa awetan basah tumbuhan lumut dan  alga
3. Menghasilkan laporan praktikum
C.          Dasar Teori    :
1. Pengertian awetan basah
Pengawetan dapat dengan cara basah ataupun kering. Cara dan bahan pengawetnya bervariasi, tergantung sifat objeknya. Awetan basah baik untuk hewan maupun tumbuhan biasanya dibuat dengan merendam seluruh spesimen dalam larutan formalin 4%. Koleksi basah tidak dipres dan merupakan spesimen-spesimen hidup yang dipelihara dengan baik. Tumbuhan yang akan dijadikan herbarium basah dimatikan dengan merendamnya ke dalam larutan fiksatif yang telah ditambahkan larutan tembaga sulfat selama kurang lebih 48 jam. Kemudian, dimasukkan kedalam botol bersih sebagi tempat penyimpanannya yang bersih dan telah diberi alkohol 70% sebagai pengawetnya. Secara berkala atau bila perlu, misalnya larutan menjadi keruh atau berkurang,  larutan pengawet dapat diganti dengan yang baru secara hati-hati. herbarium basah adalah specimen tumbuhan yang telah diawetkan dan disimpan dalam suatu larutan yang dibuat dari berbagai macam zat dengan komposisi yang berbeda-beda. Komponen utama yang digunakan dalam pembuatan larutan pengawet itu antara lain adalah: alcohol, dan formalin. Di samping tiu dapat pula ditempatkan zat-zat lain untuk tujuan-tujuan tertentu, untuk sejauh mungkin mempertahankan warna asli bahan tumbuhan yang diawetkan. Penggunaan alcohol akan selalu berakibat hilangnya warna asli bahan tumbuhan, dan juga alcohol itu harganya relative mahal sehingga perlu dipikirkan untuk mendapatkan alternatifnya yang lebih murah.

2. Fungsi herbarium
ü Sebagai bahan dasar untuk studi flora dan vegetasi karena pada label herbarium memuat data yang dibutuhkan untuk tujuan tersebut.
ü Sebagai bukti nyata bahwa tumbuhan tersebut pernah ada pada lokasi atau tempat dilakukan koleksi tumbuhan dimaksud.
ü Sebagai sarana yang penting dalam identifikasi tumbuhan.
ü Sebagai penyimpan bahan acuan
ü Sebagai wasit nama yang benar
ü Sebagai bank data
ü Sebagai pusat referensi; merupakan sumber utama untuk  identifikasi tumbuhan bagi para ahli taksonomi,ekologi, petugas yang menangani jenis tumbuhan langka, pecinta alam, para petugas yang bergerak dalam konservasi alam.
ü Sebagai lembaga dokumentasi merupakan koleksi yang mempunyai nilai sejarah, seperti tipe dari taksa baru, contoh penemuan baru, tumbuhan yang mempunyai nilai ekonomi dan lain-lain.
ü Sebagai pusat penyimpanan data ahli kimia memanfaatkannya untuk mempelajari alkaloid, ahlifarmasi menggunakan untuk mencari bahan ramuan untuk obat kanker, dan sebagainya
ü Sebagai alat peraga dalam kegiatan pembelajaran
ü Sebagai media penelitian.
ü Sebagai alat bantu identifikasi.
ü Dapat digunakan untuk pertukaran herbarium antar daerah dan negara.
ü Sebagai bukti adanya keanekaragaman.
ü Sebagai specimen acuan untuk mempublikasikan specimen baru.

3.      Tujuan Membuat Herbarium
ü Mengkoleksi spesimen herbarium seluruh jenis tumbuhan yang dijumpai dan membuat koleksi herbarium.
ü Mendeskripsikan seluruh jenis tumbuhan yang dijumpai.
ü Mengidentifikasi seluruh jenis tumbuhan yang dijumpai.
ü Menyusun kunci identifikasi seluruh jenis tumbuhan yang dijumpai

4.      Jenis-Jenis Herbarium
a.     Berdasarkan penggunaaanya, herbarium dibedakan menjadi 4 tipe utama yaitu :
ü Herbarium Internasional atau Umum
Herbarium internasional mempunyai fungsi yang besar antara lain :
-    Tempat penelitian skala besar, umumnya tingkat familia atau tingkat diatasnya.
-    Memproduksi monografi generic (dengan perhatian khusus pada batas marga) flora dunia meliputi beberapa negara, flora nasional atau lokal, serta tersedia daftar-daftar yang lengkap.
-    Berfungsi jasa, termasuk pinjaman spesimen, ada fasilitas peninjau yang akan melakukan penelitian, pengidentifikasian spesimen terutama tentang taksa yang baru, dan pendistribusian duplikat.
ü Herbarium Nasional atau Regional
Herbarium Nasional berfungsi antara lain :
-    Kontribusi flora utama yang meliputi beberapa Negara
-    Produksi flora nasional atau lokal, termasuk daftar lengkapnya
-    Jasa, termasuk peminjaman, dilengkapi pula dengan fasilitas tamu ahli botani untuk penelitian,pengidentifikasian spesimen yang relevan dengan Negara itu. Selain itu juga, pengiriman daftar spesimen, koleksi specimen dari lapangan, dan pendistribusian duplikat-duplikat, perlengkapan bahan- bahan untuk penelitian seperti anatomi, sitologi, dan lainnya terutama bahan-bahan segar untuk tujuan penelitian itu.
ü Herbarium Lokal
Fungsi herbarium local termasuk :
-    Kontribusi kepada flora nasional
-    Produksi flora local  dandaftar specimen
-    Jasa, termasuk pengidentifikasian spesimen yang terdapat di wilayahnya dan penghimpunan daftar determinasi, pengoleksian bahan spesimen, dan pendistribusian duplikat-duplikat, pengoleksian bahan specimen untuk penelitian bidang-bidang ilmu tertentu.
ü Herbarium Khusus
Berdasarkan fungsinya dibedakan atas tipe:
-    Herbarium historis
-    Herbarium yang mempunyai bidang terbatas
-    Herbarium Pendidikan
-    Herbarium yang berkaitan dengan bidang-bidang terapan
-    Herbarium untuk program riset khusus

5. Metode Pembuatan herbarium basah
Ø Siapkan spesimen yang akan diawetkan.
Ø Sediakan formalin yang telah diencerkan sesuai dengan keinginan.
Ø Masukkan spesimen pada larutan formalin yang telah ada dalam botol jam dan telah diencerkan.
Ø Tutup rapat botol dan kemudian beri label yang berisi nama spesimen tersebut dan familinya.
Larutan umum yang dipakai dalam koleksi basah:
v Alkohol 95% sebanyak 3500 ml (70 %) dan aquades 1500 ml (30%) sehingga total larutan keseluruhan adalah 5000 ml.
v Atau larutan terdiri dari alkohol 95% sebanyak 3100 ml (62%) , aquades 1050 ml (33%)), dan gliserin 250 ml (5%)
v Spesimen yang diawetkan kemudian dimasukkan dalam toples kaca. Ukuran toples disesuaikan dengan besar kecilnya spesimen yang diawetkan.
v Pada specimen tertentu, kandungan alcohol akan berubah, sehingga harus dilakukan penggantian alcohol secara rutin.
Sebagai keuntungannya antara lain dapat disebutkan bahwa bahan tumbuhan yang diawetkan sebagai herbarium basah itu tidak terlalu jauh kehilangan sifat-sifat aslinya, seperti bentuk, susunan, bahkan mungkin warnanya. Selain itu pembuatan herbarium basah dapat dilakukan dengan cepat, asal larutan pengawet dan wadah telah tersedia. Untuk pengamatan specimen dapat dilakukan secara langsung tanpa mengubah keadaan specimen yang telah diawetkan. 
Pada dasarnya semua bahan tumbuhan dapat dijadikan herbarium basah, namun hal itu tidak dilakukan mengingat hal-hal berikut:
v  Biaya pembuatan yang terlalu tinggi antara lain untuk harga larutan pengawet atau wadah yang digunakan.
v  Memerlukan tempat meletakkan specimen-spesimen yang kokoh atau ruang untuk penyimpanan yang lebih luas.
v  Penanganan harus secara lebih berhati-hati untuk menghindarkan pecahnya wadah dan tumpahnya larutan pengawet.
Dari bahan tumbuhan yang sering dijadikan herbarium basah ialah bahan-bahan yang mempunyai sifat-sifat berikut: 
v  Ukuran tidak terlalu besar, namun bila dikeringkan mudah terlepas dan bila dipres akan kehilangan ciri-ciri utamanya.
v  Merupakan bahan tumbuhan yang berasal dari jenis-jenis tumbuhan yang hidup di air atau mempunyai kadar air yang tinggi, seperti misalnya warga ganggang dan jamur. 
v   
D.     Metode Praktikum :
1.      Waktu dan Tempat Praktikum
Kegiatan praktikum Taksonomi Tumbuhan Rendah pengamatan bakteri pada :
Hari        : Sabtu
Tanggal  : 20 desember 2016
Tempat   : Pantai Trikora, Malang Rapat, Bintan

2.      Alat dan Bahan :          1. 2 botol jam                          4. aquades
2. sampel spesimen                  5. 4 gelas ukur
                                       3. formalin                               6. 2 kertas label
3.      Cara Kerja
1.      Bersihkan kotoran dan tanah dari tumbuhan alga atau lumut yang ingin diawetkan
2.      Siapkan tempat berupa botol penyimpanan yang bersih, kemudian isi dengan formalin sebagai pengawetnya
3.      Masukkan alga atau lumut yang telah siap tadi dalam botol penyimpanan, atur posisinya sehingga mudah diamati
4.      Buatkan label berupa nama spesies alga atau lumut tanpa mengganggu pengamatan
5.      Awetan basah tumbuhan lumut atau alga siap digunakan. Secara berkala atau bila perlu, misalnya larutan menjadi keruh atau berkurang, gantilah dengan larutan pengawet yang baru secara hati-hati.

E.     Hasil pengamatan dan Pembahasan
a.   Hasil pengamatan :
1.
Description: C:\Users\it\AppData\Local\Microsoft\Windows\Temporary Internet Files\Content.Word\20161229_224541.jpg
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio : Thallophyta
Class : Phaeophyceae
Ordo : Fucales
Family : Sargassaceae
Genus : Turbinaria
Spesies : Turbinaria sp.
Ciri-ciri
·         Tubuh berbentuk seperti lembaran.
·         Helaian thallus berbentuk bulat yang dipinggirnya bergerigi.

2.
Description: C:\Users\it\AppData\Local\Microsoft\Windows\Temporary Internet Files\Content.Word\20161229_224600.jpg
Klasifiksi
Kingdom : Plantae
Divisi : Phaeophyta
Class : Phaeophyceae
Ordo : Dictyotales
Famili : Dictyotaceae
Genus : Padina
Spesies : Padina sp.
Ciri-ciri
·         Berbentuk tali seperti kipas, membentuk segment lembaran tipis
·         Substansinya gelatinous, bagian atas lobus agak melebar
·         Holfast berbentuk cakram kecil berserabut
3.
Description: C:\Users\it\AppData\Local\Microsoft\Windows\Temporary Internet Files\Content.Word\20161229_224729.jpg
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio : Thallophyta
Kelas : Phaeophyceae
Bangsa : Fucales
Suku : Sargassaceae
Marga : Sargassum
Jenis : Sargassum sp.
Ciri - ciri
·         memiliki bentuk thallus gepeng
·         memiliki gelembung udara yang umumnya soliter,
·         Pinggir daun bergerigi jarang, berombak, dan ujung melengkung atau meruncing

Daftar Pustaka
De La Cruz, AA. (1995), Spesimen Biologi. Pembuatan dan Pengawet-an Terjemahan oleh Dwi   Suryanto, USAID-Jakarta-Indonesia. Jakarta
Bridson, D and L. Forman. 1992. TheHerbarium Hand-book. 2 nd.Royal Botanic Garden. Kew. Pudjoarinto, A. 1996. Teknik Herbarium dan Pengelolaan Herbarium.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan Praktikum Herbarium Tumbuhan Paku

LAPORAN PRATIKUM PENGAMATAN BENTUK BAKTERI

laporan wawancara pembelajaran biologi