Laporan Kegiatan
huaaaa... long time no see..wkwk
gapapa mey gapapa hhe,
jujurly yah ini masih baru banget mau mulai lagi update, aku share laporan kegiatan aja ya, semoga bisa buat referensi, but no copy paste only yahh,, soalnya kan setiap kegiatan apapun itu semirip apapun jenisnya, pasti ada aja lah beda nya ya kan,
singkat cerita, saat semester 5 kami ngadain kuliah lapangan, targetnya suku laut yang cukup jauh dari kampus tapi ya masih satu daratan lah. Walaupun suku laut yang dimaksud bukan yang masih primitif banget sebagaimana pengetahuan kita pada umumnya. Pada saat itu suku laut udah mulai buat peradaban di darat tapi tetap menggantungkan hidupnya pada kekayaan lautan. walau gitu tetep aja karna udah mengukir sejarah dan kita sebagai mahasiswa harus melestarikan informasinya, kita studi tour buat update story nya.
dan supaya lebih detail langsung aja aku yang ga pelit ini kasih laporan kegiatannya aja yah..
LAPORAN ETNOPEDAGOGI
SUKU LAUT
(Kampung Panglong,Desa Berakit ,Kabupaten Bintan)
Dosen Pengampu :
Bony Irawan S.Pd.,M.Pd.
Oleh:
Azra Yulia Rahayu (150384205004)
Eggy Amelia Putri (150384205072)
Elis Pratiwi (150384205074)
Nolis Febri Anggraini (150384205048)
Riska Atmanegara (150384205017)
Siti Hidayati (150384205023)
Yuni Fadila (150384205063)
Yuli Hartini (150384205067)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG – KEPULAUAN RIAU
2016/2017
LAPORAN
SUKU LAUT
(Kampung Panglong, Desa Berakit, Kabupaten Bintan)
Verbatim
Pada awalnya orang suku laut hidupnya disampan dengan berpindah pulau
Pada saat orang suku laut hidupnya belum menetap,cara mereka ,mencari makan yaitu dengan cara menombak pada malam hari ataupun mengunjungi tempat sehingga mereka dapat ,melakukan barter dengan ikan hasil tangkapan mereka.
Pada pertama kali tinggal dikampung panglong dengan mendirikan pondok yaitu pada tahun 70an , awalnya hanya terdapat 3 keluarga
Setelah anak mereka lahir mereka kembali lagi kelaut bersampan dan rumah mereka ditinggal
Pada saat hamil mereka kembali lagi kelaut dan melahirkan disampan dengan bantuan bidan kampung yang juga merupakan orang suku laut
Ilmu kebidanan diwariskan secara turun temurun
Orang suku laut yang ada sekarang hanya sekitar 40an kepala keluarga dan total kepala keluarga yang ada sekarang sekitar 70an lebih
Pada awalnya suku laut belum memiliki agama
Adat suku laut sama dengan adat melayu
Adat pernikahan seperti raja, dengan memakai tanjak melayu,keris dan sebagainya
Adat pengantaran tunangan berupa sendal,payung,cincin,anting-anting,selendang,pakaian dan semuanya serba sepasang
Arti kata dari hantaran sepasang ini yaitu “tanda mengikat bahwa dia calon saya”
Jika mempelai laki-laki tidak mampu membayar uang hantaran maka akan dibantu oleh pihak mempelai wanita karena disini orang suku laut memegang budaya adat malu sama seperti melayu
Setelah menikah mereka tidak tinggal lagi dengan orang tua mereka melainkan dibawa oleh suami
Pada zaman dulu suku laut menikah di laut dan mengikat janji diatas sampan
Terakhir kali diperahu-sampan pada tahun 1978
Alat mencari ikan yaitu tombak, bubu ,jaring dan pancing
Terdapat banyak jenis ikan,lamun, mangrove,udang dan bahkan juga terdapat penyu hijau
Setiap kepala suku bahas tidak sama tetapi saling mengetahui arti
Jika ada yang meninggal dimakamkan dipulau-pulau( ketika masih hidup disampan)
Upacara ziarah dengan membawa pulut,kemenyan
Kenduri menyediakan kacang hijau
Bulan arwah suku laut yaitu bulan November
Terdapat 70 KK di desa berakit 40 KK suku laut asli dan sisanya campuran
Keluarga Pak bone pasius boncet adalah keluarga pertama yang tinggal di desa berakit
Pedoman kehidupan suku laut waktu dulu adalah budaya melayu
Tahun 1978 adalah tahun keluarga pak bone boncet tinggal didesa berakit
Mereka tinggal dipulau lalu pindah ke desa panglong karena mereka mengetahui betapa pentingnya pendidikan
Menunjuk kepala suku dengan cara musyawarah
Kepala suku juga mempunyai mantra
Mereka sangat melestarikan sumber daya yang ada di sekitar
Sekarang mereka sudah mengenal agama
Mereka sangat kompak dan solid walaupun adanya perbedaan dari segi agama maupun kepala suku
Anak kepala suku sedang berusaha mengubah nasib suku laut
Salah satu anak kepala suku yang bernama tintin sudah sukses dan sedang mengajar, keahliannya adalah bahasa inggris
Grouping
Triangulasi Data
Suku laut atau disebut Orang laut adalah suku yang hidup di laut serta memiliki ciri-ciri yang khusus seperti melakukan aktivitas sehari-hari di atas perahu atau sampan. Masyarakat suku laut pada awalnya tinggal diatas perahu yang disebut sampan , hidup berpindah-pindah bergerak secara berkelompok menuju tempat yang berbeda menurut pilihan lokasi penangkapan ikan. Diatas perahu mereka menjalani hidupnya sejak lahir,berkeluarga hingga akhir hayatnya. Dalam perkembangannya, sebagian beasar dari mereka telah tinggal menetap di pinggir laut. Seperti halnya di daerah-daerah lain di Indonesia,mereka hidup menetap di laut atau di pinggir laut. Mereka memiliki prinsip memindahkan orang suku laut ke darat, sama halnya memindahkan penyu ke darat (Nasruddin,2010).
Kearifan lokal berupa pemeliharaan terumbu karang, dan penggunaan teknologipenangkapan sederhana merupakan cikal bakal pengelolaan lingkungan yang ramah lingkungan. Upaya untuk mendorong kearifan lokal yang masih berada pada tataran kebiasaan menjadi sebuah lembaga yang mapan perlu dilakukan.
Lingkungan terdiri dari lingkungan biofisik (biotik, fisik) dan lingkungan sosial.Lingkungan biotik meliputi organisme hidup mencakup flora-fauna dan mikroorganisme,sedangkan lingkungan fisik meliputi benda mati antara lain tanah, air dan udara. Sedangkan lingkungan sosial meliputi semua faktor atau kondisi dalam masyarakat yang dapat menimbulkan pengaruh atau perubahan sosiologis (Soemarwoto, 1999). Ketiga komponen lingkungan tersebut menurut Ryadi (1981) terkait dalam hubungan inter-relationship dengan kaidah keseimbangan yang diatur oleh ketertiban alamiah.
Selanjutnya Soemarwoto (1997) menambahkan bahwa ekosistem terbentuk oleh variasi komponen lingkungan di suatu tempat yang berinteraksi membentuk suatu kesatuan yang teratur dengan fungsi dan niche tertentu. Selama masing-masing komponen berfungsi dengan baik, ekosistem akan berada dalam keteraturan dan keseimbangan yang dinamis. Manusia sebagai subsistem lingkungan selalu berinteraksi dengan lingkungan untuk menjaga dan meningkatkan kualitas hidupnya. Selanjutnya Soemarwoto (1997) menambahkan bahwa ekosistem terbentuk oleh variasi komponen lingkungan di suatu tempat yang berinteraksi membentuk suatu kesatuan yang teratur dengan fungsi dan niche tertentu. Selama masing-masing komponen berfungsi dengan baik, ekosistem akan berada dalam keteraturan dan keseimbangan yang dinamis. Manusia sebagai subsistem lingkungan selalu berinteraksidengan lingkungan untuk menjaga dan meningkatkan kualitas hidupnya.
Hutan mangrove merupakan suatu tipe hutan yang tumbuh di daerah pasang surut terurama di pantai yang terlindung, laguna, dan muara sungai yang tergenang pada saat surut yang komunitas tumbuhnya toleransi terhadap garam (Kusuma et all 2003). Indonesia memiliki sebanyak kurang lebih 89 jenis pohon mangrove atau paling tidak menurut FAO terdapat sebanyak 37 jenis. Beberapa jenis diantaranya adalah Bakau Api-api (Avicenia sp.) atau yang dikenal dunia sebagai Black Mangrove, merupakan jenis terbaik dalam proses menstabilkan tanah habitatnya, karena penyebaraban benih bakau tersebut mudah, toleransi terhadap temperatur tinggi, cepat menumbuhkan akar, dan sistem perakaran dibawahnya mampu menahan endapan dengan baik (Irwanto).
Lamun adalah tumbuhan yang menghasilkan buah dan biji. Pertumbuhan padang lamun memerlukan sirkulasi air yang baik. Air yang mengalir inilah yang menghantarkan zat-zat nutrien dan oksigen serta mengangkut hasil metabolisme lamun, seperti karbon dioksida (CO2) ke luar daerah padang lamun. Secara umum semua tipe dasar laut dapat ditumbuhi lamun, namun padang lamun yang luas hanya dijumpai pada dasar laut berpasir lumpur lunak dan tebal. Padang lamun sering terdapat di perairan laut antara hutan rawa mangrove dan terumbu karang (Dahuri, et al., 2001).
Padang lamun merupakan habitat bagi bermacam-macam ikan (umumnya ikan berukuran kecil) dan udang. Pada permukaan daun lamun, hidup melimpah ganggang-ganggang renik (biasanya ganggang bersel tunggal) hewan-hewan renik dan mikroba, yang merupakan makanan bagi berbagai macam ikan yang hidup di padang lamun, Padang lamun berperan sebagai nursery ground (daerah asuhan) bagi larva ikan dan udang. Daun lamun berperan sebagai tudung pelindung yang menutupi penghuni padang lamun dari sengatan sinar matahari. Dan Tumbuhan lamun dapat digunakan sebagai bahan makanan dan pupuk. Biji Samo-samo (Enhalus acoroides) dimanfaatkan sebagai makanan oleh penduduk di Kepulauan Seribu (Nontji, 1987 dalam Dahuri, et al., 2001).
Adapun mata pencaharian suku laut yaitu sebagai nelayan, dimana dahulunya mereka masih menggunakan sampan,hal ini justru sangat ramah lingkungan .
Adapun mata pencahariannya masih menggunakan alat tangkap tradisional agar tetap terjaga ekosistem dan tetap merasakan sumberdaya alam berkelanjutan , para masyarakat suku laut mampu memanfaatkan hasil tangkap ikan sebagai olahan ikan asin dan kerupuk untuk memenuhi kebutuhan hidup. Dalam memperoduksi ikan asin, masyarakat suku laut tidak menggunakan bahan pengawet buatan tetapi menggunakan air laut sebagai pengawetnya. Karena kadar garam yang terkandung cukup mengasinkan ikan tersebut. Ketika mereka memperoleh hasil tangkap berupa ikan dan akan dijual, mereka akan menyimpan ikan tersebut disuatu tempat (lihat gambar lampiran) di laut agar tetap segar sebelum diantar ke penampungan.
Selain pemanfaatan sumber daya hasil laut, masyarakat suku laut juga mampu memanfaatkan sumber daya hasil hutan berupa mangrove. Mangrove memiliki beberapa jenis, tetapi yang sering dimanfaatkan oleh masyarakat suku laut adalah mangrove yang disebut sebagai lokap, bakau api-api, bakau tumu, bakau tegak, bakau rakit, bakau besi, bakau bersing, dan bakau nyirih. Pemanfaatan mangrove tersebut dapat berupa olahan sebagai obat, dan makanan. Olahan mangrove yang dihasilkan beruapa obat adalah pucuk dari lokap. Sedangkan yang dihasilkan sebagai makanan, yaitu keripik dari akar lokap (benih lokap yang baru tumbuh), dan jus dari buah bakau nyirih.
Para masyarakat suku laut yang ingin pergi melaut menggunakan tanda gunung atau hutan sebagai penunjuka arah melaut. Oleh karena itu , masyarakat suku laut sangat menjaga kelestarian hutan sekitar. Sehinga mereka akan sangat terganggu aktivitasnya jika hutan sekitar terbakar.
Ketika masyarakat suku laut pergi melaut dan mendapati hasil tangkap berupa hewan yang dilindungi, seperti Dugong ataupun penyu hijau maka akan dilepas kembali kelaut. Tetapi jika yang ditemukan adalah telur dari penyu hijau, mereka akan memanfaatkannya untuk dikonsumsi. Namun jika mereka mendapati Dugong dalam kondisi telah mati, maka pada zaman dahulu akan dikonsumsi oleh masyarakat suku laut karena bagi mereka jika dibuang kelaut, bangkai Dugong tersebut akan mengotori lingkungan laut. Tetapi sekarang, mereka jika menemukan bangkai Dugong, mereka akan membiarkannya di laut karena pandangan mereka dugong mati tersebut merupakanan makanan bagi hewan laut lainnya.
Lampiran
( Bubu untuk Lobster )
( Jaring ikan belanak,selar, dll)
( Jaring untuk ikan besar misalnya hiu)
( Tempat penyimpanan ikan sebelum dijual agar tetap segar)
(Olahan ikan asin)
(Olahan ikan menjadi kerupuk)
Komentar